Guna (Utility), kemampuan sesuatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia
Nilai (Value), menunjukkan bahwa sesuatu barang itu berguna
Harga (Price), merupakan nilai barang-barang yang dinyatakan dengan uang
Harga (Price), merupakan nilai barang-barang yang dinyatakan dengan uang
Guna (Utility)
Guna bentuk (form Utility), misalnya kayu akan berguna setelah dirubah bentuknya menjadi kursi, meja dan lain-lain
Guna tempat (Place Utility), misalnya suatu benda pada suatu tempat (daerah) tidak berguna, tetapi kalau dibawa ketempat lain akan berguna seperti pasir dan lain – lain
Guna Waktu (Time Utility), misalnya payung baru berguna diwaktu hujan (musim hujan)
Guna Pemilikan (possession utility), kegunaan benda setelah memiliki benda tersebut
Nilai dari suatu benda tergantung dari manusia yang memakainya dan pengorbanan-pengorbanan yang telah diberikan untuk membuat barang tersebut. Apakah suatu barang mempunyai nilai atau tidak, tergantung apakah manusia dapat mempergunakan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhannya atau dipergunakan untuk ditukarkan dengan barang –barang lain yang dibutuhkan.
Sehingga nilai dapat dikelompokkan kedalam :
- Nilai Pakai (Value in use), yaitu nilai yang diberikan terhadap suatu barang, karena barang tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan (keperluan)Nilai ini dapat dibagi kedalam :
- Nilai pakai objektif, yaitu nilai barang karena ia dapat memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. misalnya : air, beras, pakaian buku, mobil dan lain-lain
- Nilai pakai Subjektif, yaitu nilai yang diberikan oleh seseorang pada suatu barang yang dimilikinya. (arti sesuatu barang bagi seseorang). Sesuatu benda yang jumlahnya banyak sekali dan melampaui kebutuhan manusia, maka barang tersebut tidak mempunyai nilai pakai subjektif walaupun barang tersebut mempunyai nilai pakai objektif, misalnya udara sangat berguna bagi kehidupan manusia, sehingga mempunyai nilai pakai objektif, tetapi karena dapat diperoleh dengan mudah dan jumlahnya cukup berlimpah maka bagi seseorang yang memerlukan udara tidak mempunyai nilai pakai subjektif.
- Nilai Tukar (Value in exchange), yaitu merupakan nilai barang dalam tukar menukar
- Nilai tukar objektif, yaitu kemungkinan suatu barang untuk ditukarkan dengan barang yang lain
- Nilai tukar subjektif, yaitu arti sesuatu barang bagi seseorang karena ada kemungkinan barang itu ditukar dengan barang lain yang diperlukan. Jika suatu barang yang dimiliki seseorang tidak dapat ditukarkan dengan barang yang dia perlukan maka barang tersebut tidak mempunya nilai tukar subjektif. Pada umumnya barang yang mempunyai nilai pakai, juga akan mempunyai nilai tukar. Nilai pakai merupakan sendi dari nilai tukar.
Teori ini pertama tama dikemukakan oleh mashab klassik yang dipelopori oleh Adam Smith dan Richardo. yang menitik beratka pada nilai tukar.Timbul pertanyaan berapakah tinggi/rendahnya nilai suatu barang ?
Dapat dijawab oleh teori-teori tentang nilai, baik secara objektif maupun subjektif.
Teori Nilai Objektif, teori ini berpokok pangkal pada ukuran objektif yang terdapat pada suatu barang, yaitu jumlah ongkos yang dikeluarkan, tenaga kerja yang dipergunakan dan lain-lain untuk menghasilkan barang tersebut.
Jenis Teori Objektif adalah:
- Teori Nilai Pasar ((Market Value Theory), menurut teori ini tinggi rendahnya nilai ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dipasar. Apabila permintaan bertambah, sedangkan penawaran tetap maka nilai akan naik dan harga akan meningkat pula. Sebaliknya jika penawaran bertambah, sedangkan permintaan tetap, maka nilai akan turun dan harga juga akan turun.
- Teori Nilai Biaya (Cost Value Theory), teori ini bertitik tolak pada anggapan bahwa setiap usaha mengghasilkan barang tentu mengeluarkan biaya, baik dalam bentuk modal maupun tenaga kerja manusia. Semua ini merupakan pengorbanan yang diberikan untuk menghasilkan barang . Jumlah pengorbanan ini lah yang merupakan nilai suatu barang.
Nilai suatu benda tergantung pada waktu kerja rata-rata yang dibutuhkan untuk memproduksikan barang/benda. Para pekerja hanya menyumbangkan tenaganya dan dianggap sebagai benda/barang biasa. Barang ini (tenaga kerja) diperdagangkan dan sebagai gantinya ia menerima nilai tenaganya yaitu pendapatan, karena tenaga kerja dianggap sebagai barang biasa, maka tenaga kerja juga mempunyai nilai pakai dan nilai tukar.
Teori Nilai Subjektif
Teori ini dikenal dengan Teori Guna Batas / Teori Nilai Batas
Menurut teori ini sesuatu jenis barang sama tingginya dengan nilai dari pada barang yang sama itu yang mempunyai guna / faedah yang paling rendah.misalnya: seorang petani mempunya 5 karung padi, jumlah ini tidak dapat ditambah lagi dan juga tidak ditukarkan dengan barang lain. Dari jumlah 5 karung tersebut ia harus dapat memenuhi segala jenis kebutuhannya, masing-masing kebutuhannya itu mempunyai guna/faedah yang berbeda-beda. Maka timbul pertanyaan berapa nilai masing-masing karung padi itu ? Dalam memenuhi kebutuhannya, maka petani mengatur penggunaan padi tersebut sebagai berikut·
- Karung pertama untuk keperluan makan keluarganya, dinilai 10
- Karung kedua untuk bibit, dinilai 9
- karung ketiga untuk makanan ayam/bebek, diberi nilai 7
- Karung keempat untuk makanan burung, diberi nilai 4
- Karung kelima untuk kenduri, dinilai 2
Sekarang dimisalkan karung pertama yang merupakan karung yang sangat penting dicuri/ hilang. Maka apakah nilai padi yang hilang itu dapat disamakan dengan nilai 10 ?, tentu saja tidak, sebab kalau demikian ia tidak punya padi lagi untuk dimakan. Dalam keadaan seperti ini, sipetani memutuskan tidak melakukan kenduri pada tahun tersebut, dan padi yang disediakan untuk kenduri dijadikan untuk memenuhi kebutuhan makanan keluarganya. Jadi yang hilang tersebut bukanlah sama dengan nilai angka 10, tetapi kehilangan itu sama tingginya degan nilai angka 2 yang merupakan nilai yang diberikan untuk masing-masing karung. Jadi nilai dari tiaptiap barang itu ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan, yang paling kurang sekali pentingnya. Dengan kata lain nilai dari jumlah yang tersedia paling akhir yang menjadi batas kepunyaannya .
Sewaktu pemenuhan kebutuhan berjalan terus menerus, maka mulai titik tertentu kenikmatan akan semakin berkurang, sehingga akhirnya samapai pada titik kepuasan.
Fungsi-Fungsi Harga
Resevation Price,
Harga
Harga suatu barang berarti jumlah uang yang harus diberikan untuk mendapatkan barang tersebut.
Harga barang/jasa terbentuk dipasar oleh karena adanya pertemuan antara pembeli dan para penjual. Apa bila harga itu terjadi oleh karena hasil tawar menawar antara pembeli dan penjual , maka harga ini dinamakan harga normal atau harga pasar. Bila penawaran suatu barang banyak / bertambah, sedang permintaannya sedikit /atau tetap maka harganya akan menurun. Dan sebaliknya jika permintaan bertambah, sedang penawaran tetap maka harga akan meningkat.
Sebagai alat untuk mengimbangi permintaan dan penawaran; bila permintaan bertambah, sedang penawaran tetap, maka berarti terdapat kelebihan permintaan, sehingga harga akan naik, danmenyebabkan permintaan turun. Atau penawaran bertambah . Akhirnya permintaan berimbang kembali dengan penawaran.
Sebagai faktor yang menentukan tingggi rendahnya pendapatan; jika harga rendah, maka dengan jumlah pendapatan tertentu orang dapat membeli barang yang lebih banyak, yang bberarti pendapatan riilnya telah naik, sebaliknya pada tingkat pendapatan yang sama terjadi kenaikan harga, maka jumlah barang yang dapat dibeli menjadi berkurang, yang berarti pendapatan riilnya turun.
sebagai alat untuk mengalokasikan faktor produksi ; terhadap faktor produksi juga ada orang yang membuttuhkan dan juga yang menawarkan. Dengan adanya harga maka tercapailah suatu pertimbangan antara kebutuhan dan penawaran dari factor- factor produksi tersebur
Sebagai alat untuk menentukan tingkat pertukaran; kalau harga TV adalah 3juta, sedangkan harga Pick Up 90 juta, maka dapat dikatan bahwa tingkat pertukaran Pick Up adalah 30 unit TV
Sebagai syarat alternatif/pilihan; dengan adanya harga, maka orang dengan jml pendapatan yang dimilikinya dapat menetapkan pemilihan barang yang mau dibeli, Dengan memperhatikan harga yang berlakudipasar, orang dapat memperhitungkan barang-barang apa yang akan dibeli terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhannya.
Price Discrimination dan Resevation Price
Price Discrimination (perbedaan harga), terjadi bila seorang pemegang monopoli menetapkan bermacam harga terhadap berbagai barangnya, walaupun barangnya itu dari segi phisik tidak berbeda (homogen)
Diskriminasi harga terjadi disebabkan karena :
- Terdapat keganjilan dari konsumen/pemakai, hal ini terjadi karena : konsumen tidak menyadari untuk memperoleh barang yang sama harganya lebih murah membeli ditempat lain
- Konsumen mempunyai suatu perasaan yang irrasional, bahwa walaupun dia membayar dengan harga yang tinggi, tetapi dia merasa sdh membbeli barang yang bermutu tinggi.
- Sifat Barang tersebut; hal ini terjadi bila barang tersebut merupakan jasa langsung meskipun barangnya sama, tetapi dia memberikan jasa / kepuasaan yang berlainan bagi orang2 yang memakainya, misalnya nonton film, akan memberikan kepuasan yang berlainan bagi orang yang duduk didepan dengan dibelakang, walaupun filmnya sama akan tetapi harga karcisnya berlainan.
- Berjauhan tempat dan batasan antar wilayah; diskriminasi terjadi karena para pemakai dipisahkan oleh tempat yang berjauhan sehingga akan adanya beban bea atau tariff
Resevation Price, adalah suatu harga yang diminta atau dipertahankan oleh penjual untuk menjual barangnya
Tinggi rendahnya reservation price tergantung pada factor-faktor :
- Pengharapan harga dimasa mendatang kalau pendapatnya besok harga akan menurun maka dia akan bersedia menjual pada harga yang yang rendah hari ini, dan sebaliknya jika diharapkan harga besok akan terus naik, dia akan menahan dan tidak mau menjual pada tingkat harga yang berlaku sekarang ini.
- Biaya penyimpanan (penimbunan); jika harga untuk menyimpan barang-barang terlalu tinggi, walaupun harga barang tersebut murah, dia segera akan melepaskan barang –barangnya pada tingkat harga yang ada.
- Kemungkinan barang itu busuk; jika barang-barang tidak tahan lama, maka akan dijual pada tingkat harga berapa saja yang berlaku
- Kebutuhannya akan uang tunai; bila sipenjual membutuhkan uang tunai maka ia akan menjual barang-barangnya walaupun harganya murah
- Penetapan Harga Oleh Pemerintah